Langsung ke konten utama

Penggunaan 'Shared-Users' di Userman

Mungkin ada diantara kita yang menemukan sebuah permasalahan ketika ingin menggunakan satu akun untuk login lebih dari satu user menggunakan usermanager, maka akan muncul error "no more sessions are allowed for user".

Hal ini terjadi ketika ada satu client yang sudah login menggunakan user akun tersebut dan ada client lain yang akan login menggunakan user akun yang sama. Padahal pada konfigurasi 'Shared-Users' di UserMan sudah disetting unlimited.

Dari systemnya sendiri untuk parameter 'Shared-Users' pada UserMan tidak berdiri sendiri. Konfigurasinya masih mengacu pada parameter 'Shared-Users' di User-Profile yang ada di fitur Hotspot. Sehingga untuk dapat mempergunakan sesuai dengan parameternya kita juga harus melakukan konfigurasi di kedua sisi, baik UserMan maupun hotspot.

Contoh Kasus

Untuk lebih mudah melihat bagaimana konfigurasinya kita akan membuat sebuah contoh kasus. Katakanlah pada sebuah sekolah akan dibagi 2 koneksi wireless dengan sistem hotspot. Satu koneksi untuk Guru dan koneksi yang lain untuk Staff. Masing-masing (Guru & Staff) akan dibuatkan satu akun hotspot yang bisa digunakan lebih dari satu orang. Sehingga pembuatan akun ini bukan untuk perorangan melainkan per-group.

Jika dilihat dari topologi diatas untuk Guru akan menggunakan akun 'Guruku' dengan pengaturan Rate-Limit sebesar 1Mbps dan untuk Staff akan menggunakan akun 'Staffku' dengan besar Rate-Limit sebesar 128kbps.

Konfigurasi

Langkah pertama kita akan membuat user profile baru di hotpsot untuk kedua group (Guru & Staff). Konfigurasi dilakukan di menu IP -> Hotspot -> User Profiles -> klik Add [+].


Untuk nilai 'Shared-Users' bisa disesuaikan dengan jumlah guru dan staff yang ada. Misal, sebagai contoh guru maksimal terdapat 20 orang dan staff 10 orang.


Selanjutnya kita akan konfigurasi pada sisi UserManager dengan membuat profile yang akan digunakan oleh akun guru & staff di usermanager. Pertama kita akan membuat limitasi masing-masing akun dan mengarahkan pada parameter 'Constrains' ke masing-masing user profile yang kita buat di hotspot sebelumnya.



Jika pada Limitation tidak diarahkan ke Group-name / User-Profile hotspot tertentu, maka secara default akan menggunakan Hotspot User-Profile Default, yang biasanya memiliki konfigurasi shared-user=1. Inilah yang terkadang menjadi penyebab error no more sessions are allowed for user karena dianggap user akun tersebut sudah digunakan.

Setelah konfigurasi 'Limitation' kita akan membuat dua profile yaitu untuk Guru & Staff. Dan yang perlu ditekankan disini adalah pada parameter Shared-Users disetting Unlimited. Jangan lupa gunakan Limitation yang kita buat sebelumnya untuk masing-masing profile.



Selanjutnya kita akan membuat user akun untuk kedua group user. Setiap akun nantinya bisa digunakan untuk lebih dari satu orang didalam group tersebut.



Pada kedua akun diatas juga ditentukan di paramater Constraints untuk Shared User disetting Unlimited. Sebenarnya kita bisa juga menentukan pada parameter Shared-Users tersebut dengan jumlah yang lebih spesifik sesuai dengan total pengguna. Namun untuk lebih mempermudah konfigurasi bisa disetting Unlimited dan penentuan jumlah user akan mengacu pada User-Profile yang ada di hotspot.

Pengetesan

Terakhir kita akan mencoba melakukan pengetesan apakah konfigurasi diatas bisa berjalan dengan baik atau tidak. Kita akan coba melakukan koneksi perangkat ke jaringan hotspot dengan akun yang telah kita buat sebelumnya.

Kita bisa cek untuk user yang sudah terkoneksi ke jaringan hotspot di Tab Active dan juga di Active Session Userman.



Kita juga bisa melakukan pengetesan bandwith apakah alokasinya sesuai dengan pengaturan yang telah kita buat. Dari hasil pengetesan maka untuk Guru masing-masing akan mendapat alokasi 1Mbps per perangkat, sedangkan untuk Staff akan mendapatkan 128kbps per perangkat.

Hasil Test BW akun Guruku

Hasil Test BW akun Staffku

*) Catatan:


Untuk konfigurasi dasar integrasi hotspot dengan User Manager (RADIUS) 

Sumber artikel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Bootable CD/DVD Windows XP Dari File .iso

Kali ini saya akan sedikit share cara membuat Bootable CD/DVD Windows XP. dari pada beli copy'an CD yang bajakan lebih baik bikin sendiri dengan file original Windows XP sp3 langkah awal pembuatan Bootable CD/DVD Windows XP sobat mesti download dulu file .iso windows XP sp3 original nya. Download: Windows XP sp3 Original.iso berikutnya download software nero untuk pembakaran CD/DVD Download: Nero 6 Ultra Edition Full Edition [Lebih Ringan] Cara Membuat Bootable CD/DVD Windows XP Dari File .iso Dengan Nero 6 Ultra Edition Setelah kedua file di download extract Windows XP di data master, nanti yang akan di burning file windows xp.iso yang berada di file .rar .. Perlengkapan - Komputer / Laptop yang sudah di lengkapi CDroom atau DVDroom Cara Burning 1. Install Nero 6 Ultra Edition 2. Masukan CD/DVD Blank [Yang masih kosong] 3. Jalankan program tersebut, pilih menu Nero Express 4. Kemudian pilih Disc Image or Saved Project 5. Browser dan cari file .

Dasar Desain Grafis (Unsur-unsur Desain Grafis)

Kompetensi Dasar  3.1 Mendiskusikan unsur-unsur tata letak berupa garis, ilustrasi, tipografi, warna, gelap-terang, tekstur, dan ruang 4.1 Menempatkan unsur-unsur tata letak berupa garis, ilustrasi, tipografi, warna, gelap-terang, tekstur, dan ruang Materi Pokok Memahami unsur-unsur tata letak berupa garis, ilustrasi, tipografi, warna, gelap-terang, tekstur, dan ruang Pengertian  Grafis Dalam Bahasa Inggris disebut  Graphic  diartikan sebagai goresan yang berupa titik-titik atau garis yang berhubungan dengan kegiatan cetak-mencetak (Freddy Adiono Basuki, 2000). Desain Menurut Atisah Sipahelut (1991) diartikan sebagai bentuk rumusan dan suatu proses pemikiran. Rumusan atau proses pemikiran yang dituangkan dalam wujud gambar tersebut merupakan pengalihan gagasan kongkrit isi pemikiran untuk mengalihkan gagasan dalam wujud gambar. Dalam proses mendesain ini seorang desainer dapat mempergunakan perlatan manual seperti kuas atau

Protected Bootloader

Di Mikrotik terdapat sebuah fitur yang berfungsi untuk melakukan proteksi terhadap akses ke system router terutama berkaitan dengan penggunaan tombol reset. Fitur tersebut adalah " Protected RouterBOOT ". Ketika fitur ini diaktifkan maka beberapa fungsi tidak dapat dilakukan sebagaimana defaultnya yaitu tombol reset dan juga reset pin-hole. Dan akses router dari console juga akan ter-disabled. Jika ingin melakukan perubahan konfigurasi untuk melakukan perubahan boot mode atau RouterBOOT maka hanya bisa dilakukan melalui RouterOS (remote via winbox). Fitur ini secara default tidak ditambahakan langsung ke system sehingga kita harus melakukan instalasi paketnya secara manual. Untuk mengaktifkannya firmware dari router harus diatas v3.24 dan tidak bisa digunakan dibawah versi tersebut. Untuk saat ini hanya terdapat di beberapa jenis arsitektur routerboard yaitu SMIPS, MIPSBE, TILE. Paket " Protected RouterBOOT " bisa di-download di link berikut: SMIPS